Contoh kasus yang mudah adalah dengan melakukan rendering pada gambar-gambar
komik dan gambar foto wajah.
RENDERING
Rendering atau memberikan
sentuhan akhir merupakan suatu cara untuk memberi nilai lebih pada sebuah
gambar. Cara ini digunakan untuk memperjelas kedalaman dan membuat permukaan
datar pada gambar agar terlihat lebih nyata. Hal terpenting untuk memahami
tentang rendering adalah bahwa rendering merupakan teknik
memunculkan pencahayaan ke dalam gambar untuk membuatnya terlihat lebih
alami.
MEDIA
RENDERING
Dengan mengunjungi
toko alat-alat seni, kita dapat menemukan berbagai pilihan media untuk melakukan
rendering, dari pensil warna sampai marker dan cat. Media yang tersedia memiliki
kelebihan dan kekurangan. Karena itulah rendering kebanyakan membutuhkan sedikit
perpaduan dari semua media yang tersedia, atau lebih dikenal dengan
mix-media.
1.
Pensil Grafit.
Media ini dapat digunakan untuk rendering gambar tidak berwarna
atau hitam putih. Pensil grafit tersedia dari ukuran yang keras hingga yang
lunak, mulai dari F, H, HB, B, 2B hingga 6B. Ukuran yang beragam ini sangat
membantu dalam mengendalikan tekanan garis pada permukaan kertas. Pensil dapat
digunakan untuk membuat tekstur dan pola material. Walaupun pensil dapat
menghasilkan gambar yang sangat mirip dengan aslinya, namun tidak berlaku bila
gambar tersebut akan diperbanyak; dalam hal ini di fotokopi. Media yang sangat
baik untuk gambar yang akan diperbanyak adalah rapido, sedangkan menggunakan
pensil adalah pilihan yang sangat buruk.
Contoh rendering menggunakan media pensil grafit
2B.
Garis-garis yang dihasilkan terlihat kasar,
namun dapat dengan mudah memainkan karakter garis dengan mengatur
tekanan pensil.
(Yuni Maharani; personal art work)
Contoh
rendering menggunakan media pensil mekanik.
Garis-garis yang dihasilkan
lebih tajam dan detail.
Efek gelap terang
diperoleh dengan cara digosok.
(Laksmi Damayanti; personal
art work)
3.
Rapido dan Drawing
Pen. Pada masa lalu, ahli-ahli gambar menggunakan pena bilah atau track
pen untuk mempertebal garis gambar. Namun jenis pena ini sudah ketinggalan
jaman dan tidak praktis. Sebagai gantinya digunakan rapido (pena teknik)
dan drawing pen (pena gambar). Media ini dapat menghasilkan garis yang
sempurna dan tetap akan sama ketika diperbanyak menggunakan mesin fotokopi dan
mesin cetak lainnya. Untuk membuat garis yang berkualitas, dapat menggunakan
rapido ukuran 0.2 atau 0.3. Sayangnya, menggunakan rapido atau drawing
pen dapat memakan waktu yang lama. Maka itu, penggunaan rapido atau
drawing pen harus berhati-hati dan sebaiknya digunakan pada tahap akhir
pada gambar yang sudah disketsa dengan pensil.
Sebaiknya tidak
menggunakan rapido dengan ukuran 0.1 dan 0.2 pada permukaan kertas yang memiliki
serat yang kasar, melainkan pada kertas yang memiliki permukaan licin seperti
kalkir, kertas gloria dan kertas foto. Juga sebaiknya tidak menggunakan rapido
dan drawing pen dengan kemiringan lebih dari 30o dari garis
normal vertikal. Hal ini bertujuan untuk menghindari rusaknya mata
rapido.
Dalam melakukan
rendering dengan cara ini, penulis biasa menggunakan rapido merek
RotringTM dan drawing pen merek
SNOWMANTM.
4.
Pensil
Warna. Ada tiga macam pensil warna: pensil warna lilin, pensil warna minyak
dan pensil warna cat air. Berdasarkan pengalaman penulis, pensil warna lilin
merek Faber-CastellTM tipe Classic Colour dan
Polychromos merupakan media yang paling baik untuk rendering berwarna
pada kertas berserat kasar, karena sangat mudah digunakan, tidak terlalu keras
dan tidak terlalu lunak. Pensil warna dapat digunakan tanpa perpaduan media yang
lain (tanpa mix-media), walaupun untuk mendapatkan warna dengan kualitas
tertentu harus menggunakan beberapa lapis goresan/arsiran.
Menggunakan pensil
warna tanpa dengan melakukannya berlapis-lapis atau melakukannya hanya dengan
satu lapis arsiran, dapat mengakibatkan warna terlihat berpori. Ini dikarenakan
serat kertas yang tidak rapat. Sehingga dianjurkan menggunakan minimal 3 (tiga)
lapis arsiran dalam mewarnai menggunakan pensil warna. Caranya bisa dengan
mengulang-ulang arsiran dengan mengubah arahnya, misalnya arsiran lapisan
pertama mengarah ke kiri, arsiran lapisan kedua mengarah ke atas, arsiran
lapisan ketiga secara diagonal dan seterusnya.
5.
Art
Marker, dikenal juga Studio Marker. Media ini biasanya digunakan
sebagai warna dasar untuk kemudian dilapisi dengan media yang lain. Merek yang
biasa dipakai adalah Marvy IllustratorTM dan Berol
PrismacolorTM. Namun penggunaan marker yang kurang cermat dapat
mengakibatkan rusaknya kualitas gambar, sehingga sebelum menggunakan marker
harus diuji dulu warna yang akan digunakan. Kekurangan lainnya dari marker
adalah bahan yang terkandung di dalamnya merupakan bahan yang berbahaya bagi
kesehatan. Media ini berisi cairan warna transparan berbahan alkohol atau
xylene.
6.
Soft Pastel.
Media ini sangat berguna sebagai warna dasar juga pelapis marker dan
pensil warna. Soft Pastel yang sudah dihaluskan dapat dicampur dengan
bedak agar warna yang dimunculkan dapat lebih halus lagi dan juga sebagai
penghematan. Pastel dapat dioleskan dengan menggunakan tisu atau kapas,
pastel juga dapat dioleskan dengan ujung jari. Selain untuk mengoleskan, ujung
jari juga dapat digunakan untuk memunculkan efek-efek gradasi dari pastel. Merek
soft pastel yang paling sering digunakan adalah
REEVESTM; selain kualitasnya bagus, merek ini juga terjangkau
harganya.
Kelemahan media ini
adalah tidak dapat digunakan pada gambar yang detail, karena akan terlihat
kacau. Selain itu, soft pastel sangat mudah dihapus sehingga gambar yang
jadi akan dengan mudah rusak bila tersentuh. Maka itu setelah selesai melakukan
rendering yang di dalamnya terdapat soft pastel, dianjurkan untuk
melapisi gambar tersebut dengan semprotan pelapis atau clear
spray.
7.
Cat
Air
yang transparan banyak digunakan oleh seniman dan ilustrator profesional untuk
membuat hasil rendering yang indah. Namun sangat sulit penggunaannya dan
benar-benar sangat menghabiskan waktu. Dengan latihan dan eksperimen yang baik,
dapat mengembangkan kemampuan penggunaan cat air. Dikarenakan menghabiskan
banyak waktu, cat air sangat jarang digunakan pada proses desain, namun sangat
berguna pada presentasi akhir.
Mix-media yaitu memadukan
beberapa media pewarna dalam satu gambar untuk memperoleh warna-warna atau
efek-efek tertentu yang tidak dimiliki oleh salah satu media pewarna saja.
Mix-media sangat dianjurkan untuk memperoleh warna-warna tertentu yang
tidak terjangkau oleh salah satu media saja. Dari pengalaman penulis,
mix-media yang paling optimal adalah penggunaan studio marker
sebagai pewarna dasar dan pemberi efek gradasi, soft pastel sebagai warna
dasar dan pelapis, pensil warna sebagai pewarna utama, serta pensil mekanik atau
rapido dan drawing pen sebagai penegas garis atau gambar detail. Contoh
mix-media tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar berikut
ini.
Pada gambar di atas
penggunaan pensil warna adalah sebagai pewarna utama. Warna kulit menggunakan
minimal tiga warna pensil warna dengan penggunaan studio marker untuk
efek gelap atau bayangan. Efek kerutan dan gradasi pada baju dan rok Dinie
menggunakan studio marker yang kemudian digosok pada area yang sudah
terlebih dahulu diberi goresan pensil warna. Efek logam pada helm Marvin dengan
menggunakan studio marker sebagai pewarna dasar, kemudian ditimpa dengan
pensil warna dan studio marker lagi dengan warna yang lebih gelap dan
kemudian ditimpa lagi dengan pensil warna yang lebih gelap juga. Drawing
pen digunakan untuk memberi ketegasan garis dan outline pada
gambar.
Teknik pewarnaan
pada gambar di atas tidak jauh berbeda dengan gambar sebelumnya. Yang
membedakannya adalah pewarna dasar pada gambar ini menggunakan soft
pastel yang kemudian ditimpa oleh pensil warna dan studio marker.
Resiko dari teknik pewarnaan ini adalah ketika menggoreskan studio marker
di atas permukaan soft pastel dapat menyebabkan bubuk soft pastel ikut
terbawa goresan yang dapat berakibat rusaknya warna, juga studio marker menjadi
cepat habis atau rusak dikarenakan bubuk dari soft pastel
tersebut.