KELEMBABAN PADA BANGUNAN
Pendahuluan
Bangunan merupakan hal yang penting untuk menopang
atau menampung segala aktivitas manusia sehari-hari. Bangunan juga berfungsi
sebagai tempat perlindungan dari pengaruh-pengaruh luar. Dengan adanya bangunan,
penghuni akan merasa aman untuk beraktivitas tanpa adanya gangguan maupun
hambatan. Bangunan terus berkembang dengan adanya perubahan zaman dan perubahan
iklim yang belakangan ini terjadi di bumi ini. Perkembangan ini bertujuan agar
bangunan tersebut dapat menjadi tempat perlindungan bagi para manusia dalam
beraktivitas sehari-hari.
Lingkungan juga memegang pengaruh besar terhadap daya
tahan atau kekuatan dari bangunan tersebut maupun juga terhadap penghuninya.
Pengaruh-pengaruh lingkungan ini memiliki dampak-dampak baik dampak positif
maupun damapak negatif bagi penghuni itu sendiri atau terhadap bangunan itu
sendiri. Pengaruh-pengaruh lingkungan tersebut, antara lain adalah kelembaban.
Kelembaban sangat
berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Pada bangunan kelembababan
bisa merusak bahan bangunan, misal : pembusukan dan kotoran Apabila kelembaban
tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan berkembang
biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka dari itu ventilasi
merupakan cara yang ampuh untuk mengontrol kelembaban dalam bangunan.
Pengontrolan kelembaban ini juga dipengaruhi oleh angin. Karena angin dapat
membawa hawa panas atau kelembaban yang tinggi pada sebuah ruangan untuk
menyesuaikan dengan keadaan di luar ruangan.
KELEMBABAN
Kelembapan adalah
konsentrasi uap air di udara.
Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik
atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara
dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat
dianalogikan dengan sebuah termometer
dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air
di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada
tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F).
Kelembapan absolut
mendefinisikan massa dari uap air
pada volume tertentu campuran udara
atau gas,
dan umumnya dilaporkan dalam gram
per meter kubik (g/m3).
Kelembapan spesifik
adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap
air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap
air, mw, per kilogram udara, ma
Kelembaban relatif
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang
terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas.
Ciri-Ciri
Arsitektur Tropis Lembab
DR.
Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim tropis lembab
sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang tinggi dan
temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. Kelembaban udara
rata-rata adalah sekitar 80% akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00 dengan
minimum sekitar pukul 14.00. Kelembaban ini hampir sama untuk dataran rendah
maupun dataran tinggi.
Daerah
pantai dan dataran rendah temperatur maksimum rata-rata 320C. makin tinggi
letak suatu tempat dari muka laut, maka semakin berkurang temperatur udaranya.
Yaitu berkurang rata-rata 0,60C untuk setiap kenaikan 100 m. ciri lainnya
adalah curah hujan yang tinggi dengan rata-rata sekitar 1500-2500 mm setahun.
Radiasi matahari global horisontak rata-rata harian adalah sekitar 400 watt/m2
dan tidak banyak berbeda sepanjang tahun, keadaan langit pada umumnya selalu
berawan. Pada keadaan awan tipis menutupi langit,luminasi langit dapat mencapai
15.00 kandela/m2.
Tinggi
penerangan rata-rata yang dihasilkan menurut pengukuran yang pernah dilakukan
di Bandung untuk tingkat penerangan global horizontal dapat mencapai 60.000
lux. Sedangkan tingkat penerangan dari cahaya langit saja, tanpa cahaya
matahari langsung dapat mencapai 20.000 lux dan tingkat penerangan minimum
antara 08.00 – 16.00 adalah 10.000 lux.Iklim tropis lembab dilandasi dengan
perbedaan suhu udara yang kecil antara siang hari dan malam hari, kelembaban
udara yang tinggi pada waktu tengah malam serta cukup rendah pada waktu tengah
hari. Kecepatan angin ratarata pada waktu siang hari dapat digambarkan sebagai
memadai untuk kenyamanan, yaitu sekitar 1.0 m/det. Pada waktu musim hujan yaitu
sekitar 2.0 m/det. Pada waktu musim panas akan memberikan gambaran tersendiri
mengenai upaya pencapaian pendinginan pasif bangunan.
Sekalipun
terdapat kondisi yang luar batas kenyamanan thermal manusia, sebenarnya
terdapat potensi iklim natural yang dapat mewujudkan terciptanya kenyamanan
dengan strategi lain. Kenyamanan tersebut tercapai dengan interaksi antar
fungsi iklim dengan lingkungan maupun dengan pemanfaatan teknologi.
Menurut
DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam
Perancangan Bangunan Pada Iklim Tropis Lembab
adalah, yaitu :
a.
Kenyamanan Thermal
Usaha
untuk mendapatkan kenyamana thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas,
memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta
mencegah radiasi panas, baik radiasilangsung matahari maupun dari permukaan
dalam yang panas.Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan
ataumaterial yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju aliran
panasyang menembus bahan tersebut akan terhambat.Permukaan yang paling besar
menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan
panas dan kapasitas panas yang lebihkecil dari dinding. Untuk mempercepat
kapasitas panas dari bagian atas agaksulit karena akan memperberat atap. Tahan
panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya
rongga langit-langit,penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar
tahan panas.Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :
1. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan
barat.
2. Melindungi dinding dengan alat peneduh.
b.
Aliran Udara Melalui
Bangunan
Kegunaan
dari aliran udara atau ventilasi adalah :
1.
Untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air
keluar ruangan, mengurangikonsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan
bau.
2.
Untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan thermal, mengeluarkan panas,membantu mendinginkan bagian dalam
bangunan.
c.
Radiasi Panas
Radiasi
panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk kedalam bangunan
dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untukmencegah hal itu
dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).Pancaran panas dari
suatu permukaan akan memberikanketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda
temperatur udara melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah
dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
d. Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya
alam siang hari yang terdiri dari :
1.
Cahaya matahari langsung.
2.
Cahaya matahari difus
Aliran Udara di Dalam Bangunan
Sumber :
“Bangunan Tropis” George Lippsmeire 1994.
PENUTUP
Kesimpulan
:
1. Kelembapan
adalah konsentrasi uap air di
udara.
Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik
atau kelembapan relatif.
2. Bangunan
merupakan hal yang penting untuk menopang atau menampung segala aktivitas
manusia sehari-hari. Bangunan juga berfungsi sebagai tempat perlindungan dari
pengaruh-pengaruh luar. Dengan adanya bangunan, penghuni akan merasa aman untuk
beraktivitas tanpa adanya gangguan maupun hambatan.
3. Kelembaban
sangat berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Pada bangunan
kelembababan bisa merusak bahan bangunan, misal : pembusukan dan kotoran Apabila
kelembaban tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan
berkembang biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan
Sumber :
-
DR.
Ir. RM. Sugiyatmo
-
Bangunan Tropis” George Lippsmeire 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar