Le CORBUSIER
Charles-Edouard
Jeanneret, yang dikenal dengan sebutan Le Corbusier (October 6, 1887 –
August 27, 1965), adalah seorang arsitek dan penulis kelahiran
Perancis-Swiss, yang sangat terkenal karena kontribusinya pada
modernisme atau international-style. Pemikirannya dipengaruhi oleh apa
saja yang ia lihat, terutama kota-kota industri di pergantian abad. Le
Corbusier tertarik pada visual art dan menempuh pendidikannya di La-Chaux-de-Fonds Art School. Guru Arsitekturnya pada masa itu adalah arsitek René Chapallaz, yang kemudian menjadi pengaruh terbesar pada desain beliau pada awal karirnya.
Selama
Perang Dunia I, Le Corbusier mengajar di sekolah lamanya
La-Chaux-de-Fonds Art School, dan tidak kembali ke Paris sampai perang
tersebut berakhir. Selama 4 tahun di Swiss, Le Corbusier menelaah banyak
teori-teori arsitektur yang menggunakan kaidah teknik arsitektur
modern. Salah satu karya Le Corbusier pada masa itu adalah “Domino House” (1914-1915).
"Domino Hause" menjadi konsep bangunan bertingkat yang banyak di gunakan hingga sekarang
Desain
tersebut kemudian menjadi dasar dari sebagian besar karya beliau sampai
10 tahun setelahnya, di mana kemudian beliau memulai mendesain
karya-karyanya bersama keponakannya, Pierre Jeanneret (1896-1967) sampai
tahun 1940. Pada tahun 1918, Le Corbusier bertemu dengan Amédée
Ozenfant, seorang pelukis Cubist. Ozenfant mendukungnya untuk melukis,
di mana kemudian periode hubungan kerjasama mereka pun dimulai. Dengan
menganggap Cubism sebagai sesautu yang irrasional namun “romantis”,
mereka kemudian mempublikasikan manifesto mereka, Après le Cubisme dan
menetapkan teori pergerakan arsitektur modern yang baru, Purism. Purism
Purism adalah suatu bentuk dari Cubism, yang merupakan salah satu
pendekatan estetika dalam arsitektur. Le Corbusier dan Ozenfant pertama
kali mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar teori ini pada tahun 1918.
Ekspresi dari Purism adalah ekspresi yang menampilkan kemurnian bangunan
yang sepi ornamen, sejalan dengan adagium arsitektur modern yang
menilai bahwa: "Ornament is a crime", teori ini muncul karena adanya
keinginan untuk melepaskan diri dari penggunaan ornamen dengan
berprinsip bahwa tanpa ornamen bangunan bisa tampak lebih indah.
Bangunan rangcangan Le Corbusier, Walau putih dan tanpa ornament tetapi tetap indah
Bermula
dari kegagalan Pemerintah Perancis dalam menangani masalah slum
area(permukiman kumuh) dan krisis perumahan perkotaan, kemudian beliu
terjun ke dalam urban planning(perencanaan perkotaan). Le Corbusier
menemukan solusi untuk masalah permukiman kumuh dan krisis perumahan
perkotaan. Dengan Architectural Modern, dia yakin dapat memberikan
solusi dalam menaikkan kualitas hidup untuk orang kelas bawah.
Solusinya
adalah membuat suatu hunian yang cukup untuk banyak orang. Pada tahun
1922, rencana hunian tersebut terealisasikan dengan nama IMMEUBLES VILLAS (1922) suatu hunian yang ia
menyebutnya sebagai –Blocks of Cell- seperti individual apartements,
suatu bangunan yang memiliki beberapa lantai. Setiap ruangan terdapat R.
tamu, R. tidur, dapur, dan taman..
Immeubles
Villas tahun1922, menjadi bangunan bertingkat yang mampu menampung
banyak masyarakat, seperti apartemen dan rumah susun saat ini.
Selain itu munculnya hasil rancangan Le Corbusier yang bernama CONTEMPORARY CITY (1922)
yang dapat menampung 3 juta penduduk. Menunjukkan bahwa dia tidak hanya
berkecimpung pada design-design rumah akan tetapi beliau juga mulai
untuk men-design kawasan kota.
Contemporery
City tahun 1922, dapat menampung 3 juta penduduk sehingga dapat menjadi
salah satu solusi krisis permukiman diperkotaan (Prncis) saat itu.
salah satu permukiman saat ini yang mirip dengan Contemporery City
Penambah
jalan bebas hambatan (freeways) pada contemporary city, membuat
rancangan ini menjadi suatu hunian baru yang low cost, low density,
highly profitable, dan bebas dari pertumbuhan permukiman-permukiman
kecil yang berpotensi semrawut dan mengurangi mobilitas. Hal ini membuat
le Corbusier terkenal dengan sebagai salah satu orang pertama yang
menyadari pengaruh mobilitas terhadap bentuk dan rancangan pemukiman
manusia. Ia tidak menyukai segala bentuk hiasan atau ornamentasi pada
bangunan, dan pernah mengatakan bahwa "semua bangunan seharusnya
berwarna putih”.
lagi,
Villa Savoye, Poissy-sur-Seine, Perancis bangunan karya Le Corbusier
yang berwarna putih sesuai dengan ciri khas le Corbusier yang menyatakan
semua bangunan seharusnya berwarna putih
Pada
tahun 1930an Le Corbusier kembali mereformulasi idenya tentang
perkotaan, kali ini dengan rancangan La Ville Radieuse (The Radiant
City). Perbedaan mendasar dengan Contemporery City adalah mengabaikan
kelas berdasarkan stratifikasi pemilik lama, namun lebih kepada besarnya
keluarga, bukan pada posisi ekonomi. Dengan konsepnya seperti 14m2
untuk 1 orang, Dengan pembangunan secara vertikal, KDB kecil, sehingga
area disekitarnya dapat digunakan sebagai taman bermain dan tempat
parkir, kemudian dengan adanya tangga penyambung antar blok bangungan.
Radiant City Tahun 1930, dengan konsep memunculkan open space seperti taman dan parkir
Dengan
konsep-konsep diatas maka dapat mendukung teori yang dicetuskan oleh le
Corbusier yang menyatakan bahwa pusat kota yang besar harus terdiri
terutama dari skyscrapers - khusus untuk komersial - dan yang diduduki
oleh kawasan ini seharusnya tidak lebih dari 5%. Sisanya 95% harus taman
dengan pepohonan.
Rancangan yang sesuai dengan teorinya, dimana didominasi oleh pohon dan tumbuhan